Artikel Kopi asal Indonesia

lazada.co.id
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Beragam jenis kopi ada di Tanah Air. Jenis yang paling terkenal dengan aromanya yang khas adalah kopi Arabika dan Robusta. Dari Aceh sampai Papua, setidaknya ada 12 daerah yang menghasilkan kopi unggulan. Beda daerah penghasilnya, beda pula jenisnya. Biasanya jenis kopi dibedakan atas kekentalan, rasa dan tingkat keasamannya. Hal ini ditentukan oleh faktor alam seperti jenis tanah, tinggi tanah dari permukaan laut, kelompok tanaman, juga faktor manusia saat memproses kopi dan penyimpanannya. Dibandingkan dengan kopi robusta, kopi arabika rasanya lebih nikmat dan tidak terlalu pahit , karena memiliki kandungan kafein yang lebih rendah. Harganya pun lebih mahal dibandingkan jenis kopi lainnya. 
Tingginya harga kopi arabika dipengaruhi oleh musim petiknya yang umumnya hanya satu kali dalam sebulan. Dibandingan dengan negara penghasil lainnya, Indonesia memang bukan penghasil kopi arabika terbesar, namun meski kecil ternyata Indonesia merupakan penghasil kopi jenis arabika terunggul di dunia. Ada tujuh jenis kopi arabika terbaik tumbuh di belahan dunia, 6 diantaranya dihasilkan oleh Indonesia dan hanya satu yang dihasilkan Jamaica, yaitu blue monism yang sangat terkenal enak dan mahal. 6 jenis kopi arabika terbaik Indonesia yang diakui dunia adalah kopi Gayo (Aceh), Mandailing (Sumatera Utara), Java (Jawa Timur), Kintamani (Bali), Toraja (Sulawesi) dan Mangkuraja (Bengkulu). Biji kopi Indonesia memang sangat terkenal keunikan rasanya, dan yang lebih menggembirakan lagi, berdasarkan data dari Indonesia Coffee Festival (ICF) kini Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai produsen kopi terbesar di dunia dan peringkat pertama masih dipegang Brazil. Berdasarkan data ICF, Indonesia mampu menghasilkan kopi robusta terbanyak sekitar 85 persen, dan kopi arabika 15 persen. Untuk dua jenis kopi itu saja Indonesia telah memproduksi 600.000 ton pertahun, yang dipanen dari 1,3 juta hektar kebun rakyat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. ICF ingin menjadikan Indonesia sebagai kiblat kopi dunia, terbukti dengan digelarnya festival kopi Indonesia pada September lalu di Ubud, Bali. ICF juga turut mempromosikan agrowisata kopi sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan, dan juga berniat mengembangkan kuliner Indonesia sebagai gaya hidup menjadi bagian dari ekonomi kreatif. 
Menurut data ICF, setiap harinya para pencinta kopi di dunia menyeduh sekitar 100 miliar cangkir atau sekitar 165,9 ton. Indonesia sendiri membutuhkan kopi sekitar 121.107 ton per tahun.

Kopi Tubruk
Kopi sangat akrab di masyarakat Indonesia, bahkan bisa dibilang ngopi atau istilah minum kopi telah membudaya di Indonesia karena sering dilakukan, baik pag i hari, siang saa t sa ntai atau sore hari. Para penggemar kopi biasanya menghabiskan waktunya untuk bersantai dan ngobrol sambil menikmati secangkir kopi. Sebagian masyarakat Indonesia menyukai kopi tubruk. Cara paling sederhana menikmati kopi. Cukup dengan mencampur beberapa sendok bubuk kopi ditambah gula lalu diseduh dengan air mendidih. Tunggu beberapa menit, diaduk searah sampai rata dan kopi pun siap untuk diminum.
Penyajiannya cukup sederhana dan tidak perlu banyak waktu membuat kopi tubruk yang begitu digemari. Ingin kopi yang pahit, hanya mengatur perbandingan banyaknya bubuk kopi dan gula. Apabila ingin menikmati kopi dengan susu, hanya menambahkan susu ke dalam kopi dan gula sebelum diseduh dengan air mendidih. Sebagian besar warung kopi di Indonesia menyediakan kopi tubruk untuk pelanggannya. Istilah tubruk sebenarnya merujuk kepada biji kopi yang ditubruk atau ditumbuk hingga menghasilkan bubuk kopi. Bubuk kopi yang dihasilkan dari proses ini biasanya masih menyisakan bagian-bagian biji kopi yang masih kasar atau tidak seluruhnya benar-benar halus. Ketika bubuk kopi yang kasar ini dijerang dengan air mendidih akan menghasilkan butiran-butiran kasar yang mengambang. Proses penumbukan biji kopi ini biasanya memakai lesung atau alat penumbuk tradisional, namun sayang dengan adanya alat giling modern proses tersebut sudah jarang dilakukan.


sumber :
www.KabariNews.com/?50256