gambar : solopos.com |
Indonesia dikenal sebagai Negara agraris, seperti mengutip lirik sebuah lagu yang terkenal yang menggambarkan saking suburnya negeri ini hingga tongkat kayu dan batu pun bisa jadi tanaman. Tidaklah berlebihan lirik lagu tersebut, Tuhan telah memberi karunia yang sangat besar kepada negara Indonesia berupa kesuburan tanah dan sumberdaya lainnya. Berbagai budidaya tanaman berupa pertanian tanaman pangan dan perkebunan holtikultura sangat mudah untuk ditemukan memungkinkan industri pertanian atau agro industri maupun wisata pertanian atau agrowisata berkembang pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Riset dan penelitian tentang pertanian atau perkebunan tengah digalakan menyangkut varietas unggul, pembibitan, rekayasa genetika, teknologi pengendalian hama termasuk dari sisi managerial dan pemasaran, tiada lain untuk lebih memaksimalkan hasil panen dalam rangka swadaya pangan maupun untuk meningkatkan kualitas untuk dapat bersaing dengan produk impor. Salah satu kendala yang dihadapi petani saat ini selain langkanya pupuk dan bibit juga masalh dalam pengendalian hama.
Kesulitan dalam masalah pengendalian hama ini adalah mahalnya harga pestisida sintetik maupun organik, dilain pihak keberadaan pestisida ini diperlukan untuk pengendalian hama yang dapat mengganggu tanaman yang berakibat pada rendahnya volume panen dan menurunnya pendapatan petani.
Diperlukan sebuah terobosan penting untuk mengatasi masalah pestisida ini. Penggunaan pestisida Sintetik selain harganya mahal juga mengandung resiko pencemaran lingkungan, sehingga mesti dicari pestisida yang murah tetapi tidak mencemari lingkungan. Salah satu solusinya adalah penggunaan pestisida nabati, yaitu pestisida yang berbahan dasar dari alam misalnya tumbuhan, pestisida ini tidak mencemari lingungan karena mudah terurai dan mudah hilang.
Cara kerja pestisida nabati ini diantaranya merusak perkembangan telur, larva, dan pupa serangga hama, membuat serangga hama menolak untuk makan, memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga hama dll.
Kelebihan dan kekurangan Pestisida Nabati adalah :
Kelebihan, murah dan mudah dibuat, relatif ramah lingkungan, menghasilkan produk pertanian yang sehat bebas dari residu pestisida kimia.
Kekurangan, Cara kerja yang lambat, tidak tahan terhadap sinar matahari, kurang praktis, tidak tahan lama, pemakaian yang perlu berulang-ulang.
Adalah tiga orang mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil), Ade Hilman, Ikhsan Nugraha dan Nopi Sopiandi telah membuat dan menujicobakan pestisida nabati yang terbuat dari tembakau yang memiliki senyawa racun yaitu nikotin.
Cara Pembuatan Pestisida Nabati dari Tembakau adalah sbb :
- Tembakau yang tidak layak jual dikeringkan
- Kemudian dihaluskan dengan cara ditumbuk atau dengan menggunakan blender
- Setelah halus, rendam tembakau halus tadi dengan air sebanyak 1 liter selama 4 jam
- Kemudian disaring hingga kita mendapatkan cairannya
Larutan dari hasil penyaringan tadi, tinggal diencerkan menggunaan 1 liter air, periksa kepekatannya, kalau terlalu gelap bisa ditambah air hingga mendapatkan warna cairan yang coklat teh, setelah itu tinggal disemprotkan.
Dikutip dari rubrik Kampus
Fatih Zam
kampus_pr@yahoo.com