image : flickr.com |
Beberapa waktu yang lalu saya diajak jalan-jalan oleh teman kerja untuk berburu jajanan di kota kembang Bandung. Disuatu tempat kami berhenti untuk menikmati satu jenis makanan yang konon merupakan penganan khas negeri kincir angin alias Nederland alias Belanda yaitu dikenal dengan nama Stroopwafel.
Ceritanya Stroopwafel ini adalah wafel khas dari Belanda yang dibuat dari 2 keping wafel dimana permukaanya berbentuk kotak-kotak kecil hingga menyerupai permukaan wafel, dan di tengahnya diisi dengan gula karamel. Kepingannya dipanggang dengan suhu yang tinggi, tidak keras dan tidak juga lembut maka tidak heran apabila kita langsung memakannya begitu saja tanpa ditemani apa-apa, maka kita akan kesulitan karena alot yang disebabkan oleh karamel yang lenket. Begitu pula halnya saya awalnya rada kesulitan menikmati pengananan ini maklum lidahnya lidah ndeso, namun berkat bimbingan teman yang sudah berpengalaman maka stroopwafel dapat dinikmati tanpa menemui hambatan yang berarti.
Ternyata menikmati stroopwafel, memerlukan seni tersendiri, yaitu :
- Sediakan minuman yang benar-benar panas seperti teh, kopi, atau cokelat dsb.
- Letakkan stroopwafel bibir cangkir minuman panas yang telah kita sediakan tadi, pastikan menutupi bagian bibir cangkir secara sempurna.
- Tunggu kurang lebih 3 menit, setelah itu ambil stroopwafel nya dan kita bisa potong hingga kelihatan karamelnya dan siap disantap.
Karena penasaran, saya coba cari tahu apa sebenarnya stroopwafel itu, ternyata stroopwafel sudah dibuat sejak awal abad 18 di Gouda, Belanda oleh Gerard Kamphuisen seorang tukang kue yang memanfaatkan remah-remah sisa kue dengan mengolahnya menjadi adonan. Adonan yang sedikit keras ini kemudian dipres dalam cetakan wafel hingga menjadi tipis dan renyah.
Bagi anda yang penasaran dengan penganan khas negeri kincir angin ini, tak perlu jauh-jauh pergi ke Belanda tapi cukup pergi ke kota Parisj Van Java alias kota kembang Bandung tepatnya di iStroop Jln. Suwatama nomor 3, Padjajaran, Bandung,