Seputar Gunung Berapi

Krakatau, Galunggung, dan Merapi merupakan nama-nama gunung berapi yang menjadi legenda maupun fakta masa depan yang harus kita hadapi. Indonesia sebagai “habitat” gunung berapi memiliki akar budaya kehidupan yang tidak bisa lepas dari gunung berapi. Upacara-upacara adat yang ada di Gunung Bromo dan Gunung Merapi merupakan gambaran erat antara masyarakat disekitar gunung berapi dan gunung tersebut. Pemindahan pusat pemerintahan kerajaan Mataram Kuno dari Jawa bagian tengah ke Jawa bagian timur dipengaruhi letusan besar yang pernah terjadi di Gunung Merapi. Letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883 membuat perubahan iklim global selama puluhan tahun, adalah bukti lain bahwa dahulu, sekarang, dan masa yang akan datang kita wajib waspada dan mempelajari gunung berapi

Apa itu gunung berapi?
Gunung berapi adalah lubang pada kerak bumi yang menjadi tempat keluar lava cair, batuan panas, dan debu yang kemudian terbentuk menjadi kerucut yang ditimbulkan erupsi yang 
terus-menerus. Gunung berapi akan selalu “membangun” dirinya sendiri (semakin besar), dan dengan keadaan tersebut kita setiap waktu akan melihat proses erupsi gunung berapi. Contohnya adalah Gunung Krakatau mengalami letusan yang membuat kenampakan gunung tersebut hilang, kemudian muncul kembali dengan cara “membangun” dirinya sendiri melalui proses erupsi. Kita sekarang mengenal gunung tersebut sebagai Gunung Anak Krakatau.

Bentuk-bentuk gunung berapi
Gunung berapi memiliki tiga macam bentuk:
  1. Gunung api berbentuk Strato, Bentuk gunung seperti bangunan kerucut akibat letusan yang terjadi ekplosif dan efusif secara berselang-seling. Contohnya Gunung Merapi dan Gunung Semeru. 
  2. Gunung api berbentuk Maar, Bentuk gunung adalah kerucut yang bagian atasnya terpotong dan meninggalkan lubang pada puncaknya akibat letusan yang terjadi bersifat ekplosif. Contohnya: Gunung Kelimutu. 
  3. Gunung api berbentuk Perisai, Bentuk gunung adalah kerucut pipih menyerupai perisai karena pengaruh letusan bersifat efusif. Di Indonesia, gunung berbentuk perisai tidak dijumpai. Contoh gunung berapi tipe ini adalah gunung-gunung berapi di Kepulauan Hawaii.
Tipe Letusan Gunung Berapi
Tipe letusan gunung api dapat dibedakan seperti yang dijelaskan berikut ini:
  1. Tipe Hawaii, Tipe ini mempunyai ciri, yaitu lava cair yang mengalir keluar (letusan air mancur). Contohnya adalah Gunung Mauna Loa di Kepulauan Hawaii. 
  2. Tipe Stromboli, Tipe stromboli mempunyai ciri-ciri yaitu seringnya terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, terus-menerus, dan banyak mengeluarkan efflata. Contoh: Gunung Raung di Jawa, dan Gunung Batur di Bali.
  3. Tipe Vulkano, Ciri-ciri tipe ini yaitu cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Tipe ini merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya. Contohnya adalah Gunung Semeru di Jawa Timur. 
  4. Tipe Perret, Tipe yang sangat merusak karena ledakannya sangat dahsyat. Ciri utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Contohnya adalah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dengan fase gas setinggi 50 km. Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah, membentuk sebuah kaldera. 
  5. Tipe Merapi, Lava kental mengalir keluar perlahan-lahan dan membentuk sumbat kawah adalah ciri-ciri tipe Merapi. Karena tekanan gas dari dalam semakin kuat, kawah tersebut terangkat dan bagian luarnya pecah-pecah disertai awan panas yang membahayakan penduduk. 
  6. Tipe St. Vincent, Tipe letusan ini merupakan tipe letusan dengan lava yang kental, tekanan gas sedang, dan dapur magma yang dangkal. Contoh: Gunung Kelud dan St. Vincent. 
  7. Tipe Pelee, Ciri tipe ini yaitu lava kental, tekanan gas tinggi, dan dapur magma yang dalam. Contoh: Gunung Montagne Pelee di Amerika Tengah. 

Dengan mengenal bentuk dan jenis letusan gunung berapi, diharapkan kita selalu waspada terhadap bahaya sedini mungkin. Meskipun berbahaya, daerah sekitar gunung berapi juga dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata dan pertanian, serta dapat diambil pasir dan batunya untuk bahan bangunan.



Sumber :
Majalah, 1000guru Edisi ke-21
November 2012
gambar : dreamindonesia.wordpress.com