Wisata Syariah


Dalam dunia pariwisata saat ini terdapat istilah Wisata Syariah atau Tour Syariah. Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim sebenarnya Indonesia sangat berpeluang untuk mengembangkan jenis wisata ini namun pemerintah baru mensosialisaikan wisata ini apa akhir 2012 melalui kementerian pariwisata.
Berbeda dengan negara-negara lain yang notabene bukan negara dengan penduduk mayoritas muslim telah terlebih dahulu memulai menggunakan tour syariah seperti Thailand, Singapore, Korea, Jepang, Taiwan bahkan China sekalipun.
Wisata Syariah ini tidak hanya memiliki paket wisata dengan mengunjungi objek-objek wisata Islam seperti Mesjid atau tempat Ibadah bersejarah dll melainkan Wisata atau Tour Syariah adalah jenis wisata yang memegang prinsip syariah Islam dengan tanpa mengubah objek wisata pada umumnya. Syariah Islam dalam hal ini meliputi kehalalan makanan, hotel yang tidak menjual minuman keras, kolam renang yang memisahkan antara laki-laki dan perempuan termasuk fasilitas spa, pada prinsipnya segala sesuatu dilakukan dalam kerangka syariah Islam. Dengan kata lain Tour Syariah Itu adalah Tour yang keseluruhan paketnya dilaksanakan sesuai dengan syariah Islam tanpa mengubah tujuan destinasi dan obyek popular wisata pada umumnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan sembilan tujuan wisata yang memiliki potensi untuk dipromosikan sebagai kawasan wisata dan tour syariah di Indonesia. Sembilan daerah itu adalah Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Makassar, dan Lombok. Anehnya propinsi Aceh yang dikenal sebagai propinsi syariah justru tidak termasuk didalamnya.

Indonesia memiliki setidaknya 9 destinasi wisata Syariah yang dapat dipromosikan meliputi Sumatera Barat, Rian, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Makasar, dan Lombok. Dalam rangka mempromosikan destinasi wisata syariah tersebut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyiapkan standarisasi usaha wisata syariah mulai dari hotel, restoran, spa, biro perjalanan wisata dengan menggandeng lembaga terkait dalam rangka menyiapkan Sumberdaya manusia dalam industri wisata syariah seperti pemandu wisata/guide, customer service dll.

Walaupun Indonesia agak ketinggalan dibanding Negara lain dalam memulai serta masih kurang gencar dalam mempromosikan Tour Syariah, kita harus tetap optimis, mengingat potensi kekayaan alam Negara kita yang sangat luar biasa. Tinggal bagaimana kita mengemasnya sehingga menarik bagi turis lokal maupun turis mancanegara.






sumber :

gambar :
indonesia.travel

Mengisi Liburan Dengan Berkemah

Berbagai cara dilakukan oleh orang untuk mengisi liburan, berkemah manjadi salah satu alternatif pilihan dengan pertimbangan biaya yang tidak terlalu besar dan dapat langsung bersentuhan langsung dengan alam bebas. Selain berada di alam bebas yang tenang terbebas dari hingar bingar keramaian kota dan tidur di tenda, berkemah dapat pula diisi dengan acara-acara yang meriah seperti api unggun, game atau permainan yang dapat menambah serta mempererat persaudaraan dan tak lupa sensasi lain yang dirasakan ketika harus mandi di sungai atau tempat pemandian umum.
Berkemah dapat juga sebagai salah satu kegiatan da
lam rangka menyalurkan hobby misalnya photographi, mendaki gunung dll.
Banyak sekali lokasi yang dapat dijadikan tenpat berkemah, mulai dari lokasi yang benar-benar original sampai lokasi yang dikelola oleh pihak tertentu baik pemerintah maupun swasta.
Agar acara berkemah kita berlangsung menyenangkan, berikut hal-hal yang perlu dipersiapkan, diantaranya ;
  1. Perlengkapan umum seperti ransel, pisau, tenda, sleeping bag, kantong sampah, botol air minum, lampu badai, korek api, kotak P3K dll
  2. Pakaian, perlu dipersiapkan membawa jas hujan atau windbreaker, pakaian bahan katun, celana lapangan, pakain dalam, sepatu, sandal, kantong untuk pakaian, kaos kaki dll
  3. Perlengkapan mandi seperti sabun cair, pasta dan sikat gigi, tisu kering dan basah,
  4. Makanan, sebaiknya makanan dengan kandungan gizi yang baik seperti nasi atau mie instant, cereal, roti, susu, telur, teh, kopi dll yang diletakan dalam wadah khusu.
  5. Alat-alat masak seperti water carrier baik untuk air dingin maupun air panas ,bahan bakar, kompor gas portable dll.
Hal-hal diatas dapat dijadikan panduan untuk mempersipkan diri dalam rangka berkemah, namun perlu juga diperhatikan sebaiknya dibawa barang-barang yang memang sangat diperlukan dilokasi perkemahan agar tidak terlalu membebani kita.





gambar :
edukasi.kompas.com

Floating Market Lembang Bandung

Bagi anda yang mencari sarana wisata khususnya di kota Bandung, anda bisa menjajal arena wisata yang lain dari pada yang lain. Setelah lelah berbelanja di berbagai Factory outlet yang tersebar di seluruh kota Bandung, ada satu kawasan wisata yang unik yang patut anda coba.

Arena wisata yang bernama Floating Market Lembang terletak di daerah Bandung Barat, tepatnya di Jalan Grand Hotel No. 33 E, Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini terinspirasi oleh pasar terapung Muara Kuin di Kalimatan, atau pasar terapung Damnoen Saduak di Ratchaburi, Thailand dll.

Wisata ini unik karena seperti kita ketahui, Bandung tidak memiliki sungai yang besar seperti diwilayah lain di Indonesia serta tempat ini berada di pegunungan, namun sensasi yang ditawarkan cukup menarik.

Di Floating Market Lembang anda dapat menikmati jajanan yang dijual diatas perahu yang berjejer rapi berupa durian bakar, jagung bakar, ketan bakar, sosis, tahu, serabi, dan beragam makanan khas Jawa Barat lainnya juga para pengunjung di Floating Market Lembang dapat berkeliling danau dengan menyewa perahu kano, paddle boat, sampan, dan sepeda air. Khusus untuk anak-anak terdapat kelinci dan angsa dimana anak-anak dapat merasakan sensasi memberi makan hewan-hewan tersebut.

Floating Market Lembang, awalnya berupa danau alam yang bernama Situ Umar yang dibangun sedemikian rupa sehingga menjadi kawasan wisata yang benar-benar memanjakan pengunjung dengan sejuknya udara Lembang berbagai fasilitas yang ditawarkan.

Dengan harga tiket yang murah yaitu Rp. 10 ribu, suasana Floating Market Lembang ini Anda nikmati dengan mengunjunginya pada Senin hingga Kamis mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Pada hari biasa Anda hanya dapat menikmati pemandangannya saja tanpa membeli jajanan di pasar terapung. Namun pada akhir pekan Anda bisa menikmati Floating Market Lembang ini lebih lama mulai pukul 08.00-21.00 WIB.







gambar :
hotspotbandung.com


Angkringan Ala Bandung

Angkringan memang bermula dari upaya menaklukkan kemiskinan,  usaha ini konon dimulai pada tahun 1950-an oleh mbah pairo karena tidak ada lahan yang subur di desanya di kecamatan Cawas, Klaten (jateng). Awalnya para pedagang minuman dan makanan kecil ini tidak menggunakan gerobak melainkan pikulan mereka dulu disebut pedagang hik (dibaca Hek), Namun di Yogya mereka populer dengan nama angkringan atau warung kucing , Nama angkringan itu sendiri diambil dari bahasa jawa yaitu ngankring yang artinya duduk dengan posisi salah satu kaki lebih tinggi dari kaki yang lainnya. Di dalam budaya jawa itu sendiri, cara duduk seperti ini biasanya tidak diperbolehkan karena dianggap tidak etis apalagi bila dilakukan pada saat makan selain nama angkringan, ada juga beberapa orang yang menyebut angkringan dengan nama warung kucing atau kucingan. Kata kucingan konon muncul dikarenakan nasi yang dijual sebagai bagian dari salah satu produk yang dijual di sana mirip dengan cara kebanyakan orang memberikan makan kepada kucing. Porsi nasinya kira-kira hanya 3 kali suapan dengan pasangan lauk berupa sambel dan ikan teri seperti makanan untuk kucing. 

Yang dijual di angkringan ini berbagai jenis makanan dan minuman dengan harga murah meriah, sebut saja nasi lengkap dengan sambalnya, aneka gorengan seperti tempe, tahu, bakwan, pisang, dan lain-lainnya, berbagai cemilan seperti kacang, krupuk, marning jagung, serta tak ketinggalan adanya sate hati ayam dan sate usus serta baceman kepala ayam dan tahu. Khusus mengenai minuman, yang menjadi kekhasan tersendiri ialah minuman atau disebut wedang jahe. Selain tentunya minuman yang lain seperti es teh, es jeruk , es jahe susu, kopi panas maupun air putih. 

Kalau anda sekali waktu berkunjung ke kota Bandung, jangan heran apabila menemukan angkringan ala Bandung tempat makan sederhana dengan menu yang murah meriah, tapi sangat nikmat disantap kala malam menjelang, diantaranya :

Angkringan Mas Jo Gelap Nyawang 
Angkringan Mas Jo yang terdapat di sekitar Jalan Gelap Nyawang (dekat dengan Jalan Taman Sari), tepatnya di depan gedung MBA Institut Teknologi Bandung (ITB). Layaknya para angkringan di kota Yogya, di tempat seru ini pun menyediakan menu khas angkringan, seperti nasi kucing (nasi dengan porsi sedikit, seperti porsi makan imut ala kucing), aneka baceman (termasuk si ceker ayam yang sedap), gorengan (cobain tahu susurnya yang mak nyus!), kopi joss (kopi celup arang), dan wedang jahe yang hangat dan nikmat. Selain itu, harganya yang murah pun menjadi daya tarik utama dari spot kuliner ini. Dan, seperti layaknya para angkringan, spot ini buka mulai dari pukul 5 sore hingga 12 malam. 

Angkringan Koboi 
Di Jl Surya Sumantri, Bandung ada pula Angkringan Koboi. Makanannya disajikan dalam beberapa gerobak saji, pengunjung tinggal mengambil makanan yang dipilih. Sambil makan, pengunjung dihibur dengan Live Music Keroncong, Jazz atau Blues. Tempat ini buka dari selepas jam 6 sore hingga jam 1 dinihari sampai makanannya habis. Makan di lesehan dengan menu makanan khas Jogja, Sego Kucing atau Nasi Kucing dengan iringan Live Music Keroncong, Jazz ata Blues. Enjoy! 

Angkringan Markingop 
Penggemar kopi, wajib datang ni ke Angkringan Markingop, di Jl. Setiabuhi no 189, sebelah hotel Banana Inn ini. Di Angkringan Markingop ini ada berbagai macam kopi dari berbagai daerah di Indonesia, di antaranya kopi Aceh, kopi Toraja, kopi Kintamani Bali, kopi Sidikalang Medan, dan lainnya. Bagi yang kurang menyukai kopi disini juga disediakan berbagai olahan teh, sirup Campolay khas Cirebon, dan Milk Shake. Untuk harga kopinya, yang pasti jauh dari mahal, hanya berkisar Rp5.000-Rp18.000 saja. 

Angkringan 5758 
Kecil, sederhana dan menyelusup di antara keramaian para turis yang sedang berwisata di Jalan Riau, Bandung, yaitu angkringan 5758 – FYI, konon katanya namanya 5758 berasal dari kata Ma-Ju-Ma-Pan. Berlokasi tepat di depan FO Unusual, objek kuliner angkringan ini sering sekali dipadati oleh pengunjung dari seluruh penjuru Bandung. tempat ini pun menyajikan suasana lesehan yang nyaman dengan menu-menu khas seperti nasi kucing, sate kulit, sate ati, sate usus, tempe dan tahu goreng. Selain areanya yang strategis dan tempat yang nyaman banget, sambel ala angkringan 5758 ini mantap berat lho! Cicipin juga oseng-oseng mercon yang super pedas di sini dengan harga di bawah Rp. 10.000,-. Murah bukan? 

Angkringan Masdwi 
Di timur Kota Bandung tepatnya di Jalan Raya Cileunyi No. 400-402, Cileunyi Wetan cobain angkringan konsep kafe, Angkringan Masdwi. Angkringan ini menyediakan menu beragam nasi kucing, gorengan (tahu, mendoan, risol, martabak telor), dan baceman (tempe, tahu, ati ampela, telur puyuh, sayap, kepala). Dengan konsep kafe, angkringan ini buka 24 jam dan menyediakan fasilitas hotspot lho! Makanya banyak mahasiswa yang memilih untuk mengerjakan tugas di sini.





sumber :

Pesona Wisata Gunung Tangkuban Parahu

Bagi masyarakat Jawa Barat, gunung Tangkuban parahu merupakan ojek wisata andalan, gung tersebut terletak di Lembang, kurang lebih 30 km sebelah utara kota Bandung dengan ketinggian 2084 Meter dari atas permukaan laut. Untuk menuju kesana diperlukan waktu kurang lebih 30 menit menggunakan kendaraan bermotor. Gunung ini mengingatkan kita pada legenda Sangkuriang yang emncintai ibunya sendiri Dayang Sumbi, untuk menolaknya Dayang Sumbi meminta dibuatkan perahu dengan waktu hanya satu malam saja, karena kesaktian Sangkuriang perahu hampir saja terwujud, namun berkat do’a dayang sumbi maka dapat digagalkan, karena merasa gagal, maka perahu yang hampir jadi itu ditendang oleh Sangkuriang hingga terbalik, dan berubahlah menjadi tangkuban perahu yang berarti Perahu yang Terbalik.

Gunung ini meletus secara dasyat pada zaman purbakala sehingga saking dasyatnya hingga merusak puncak gunung hingga rata dan terlihat seperti perahu yang terbalik. yang terakhir meletus pada tahun 1910, memiliki 9 kawah yang masih aktif hingga sekarang. Banyaknya letusan yang terjadi dalam 1.5 abad terakhirlah yang menyebabkan banyaknya kawah - kawah pada gunung Tangkuban Perahu diantaranya :

Kawah Ratu
Kawah Ratu langsung terlihat dari atas dengan pembatas pagar kayu untuk mencegah pengunjung terjatuh. Tanah di sekitar Kawah Ratu umumnya berwarna putih dengan beberapa batu belerang berwarna kuning. Batu-batuan dan suasana kering dan gersang terasa di kawah ini. Anda dapat mencoba mendaki ke daerah yang lebih tinggi jika ingin melihat kawasan Kawah Ratu secara menyeluruh.

Kawah Upas
Kawah Upas terletak di sebelah Kawah Ratu. Tetapi, untuk dapat melihat kawah ini harus melalui medan yang berbahaya, Anda harus melewati jalan yang berpasir untuk mencapai kawah ini. Maka, sangat jarang pengunjung yang datang melihat kawah ini. Bentuk Kawah Upas berbeda dengan Kawah Ratu. Kawah Upas lebih dangkal dan mendatar.

Kawah Domas
Kawah Domas terletak lebih bawah daripada Kawah Ratu. Jika Anda dating melalui jalan baru, Anda akan menemukan pintu gerbang menuju Kawah Domas terlebih dahulu sebelum menuju Kawah Ratu. Jika pada Kawah Ratu Anda hanya akan melihat kawah dari kejauhan, pada Kawah Domas, Anda dapat lebih dekat dengan kawah. Bahkan, Anda dapat mencoba merebus telur dengan memasukkannya ke dalam kawah. Jika Anda ingin melihat Kawah Domas melewati jam 16.00 WIB, Anda diharuskan menggunakan jasa pemandu wisata.

Manarasa
Pohon yang banyak terlihat di sekitar kawah adalah pohon yang disebut oleh warga sekitar dengan nama Manarasa. Daun tanaman ini akan berwarna kemerah-merahan jika daun sudah tua. Daun yang sudah berwarna merah dapat dimakan dengan rasa mirip seperti daun jambu dengan sedikit rasa asam. Daun ini dapat mengobati diare dan dipercaya akan membuat awet muda. Mungkin daun ini dipercaya oleh masyarakat sekitar selalu dimakan oleh Dayang Sumbi yang awet muda dalam legenda terjadinya Gunung Tangkuban Perahu.

Kawasan Tangkuban Parahu sering sekali dijadikan objek penelitian oleh para peneliti kegunung apian, selain dari untuk melihat-lihat keindahan alamnya, di tempat ini banyak toko-toko sederhana yang menjual berbagai souvenir seperti syal, topi kupluk, tas dan topi bulu, berbagai pajangan dari kayu dan berbagai aksesories lainnya. Ada juga penjual makanan dan minuman hangat seperti mie rebus, bandrek dan lainnya. Anda juga dapat menunggang kuda untuk mengitari sebagian kawah ini. 

Keindahan kawah dari Gunung Tangkuban Perahu dan beberapa spot yang ada di sekitarnya juga menjadi salah satu tempat bagi para calon pengantin untuk melakukan foto outdoor prewedding. Keindahan kawah-kawah dari Gunung Tangkuban Perahu dapat menjadi salah satu tujuan wisata jika Anda sedang mengunjungi kota Bandung.

sumber :
http://kumpulan.info/ dan sumber lainnya
gambar :
galeriwisata.wordpress.com

Parisj Van Java, Parisnya Jawa

Selain mendapatkan predikat Kota Kembang, nama lain yang melekat pada kota Bandung adalah Parisj Van Java atau Parisnya Jawa. Predikat atau sebutan sebagai  Parisnya Jawa bukan tanpa alasan, hal ini tidak terlepas dari sejarah panjang ibu kota provinsi Jawa Barat ini.

Seperti ditulis www.indonesiamedia.com, bahwa tahun 1908 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Vereeniging Toeristenverkeer (Perkumpulan Kepariwisataan) dengan kantor di Batavia yang dibiayai pemilik-pemilik hotel, restoran, toko, bank, perusahaan kereta api dan perkapalan laut. Organisasi tersebut bertugas mempromosikan tempat wisata di Hindia Belanda kepada Eropa, Amerika dan Australia dengan menerbitkan brosur, poster, buku dll.. Untuk membujuk wisatawan yang sudah tahu tempat-tempat wisata di Eropa, tempat wisata di Pulau Jawa diberi nama puitis yang dinamai dari tempat wisata yang ternama di Eropa.

Contohnya, kota pegunungan Garut menjadi Het Zwitserland van Java (Swisnya Jawa), Semarang menjadi Het Gibraltar van Java (Gibraltarnya Jawa) dan Batavia yang memiliki banyak kali indah diberi nama Het Venetië van Java (Venesianya Jawa). Tidak terlupa, Bandung yang diberi nama Het Parijs van Java (Parisnya Jawa). Pastilah sebutan ini diinspirasi oleh reputasi Bandung sebagai kota fashion, dan oleh keindahan jalan-jalan dan gedung-gedung. Dengan nama puitis tersebut, Bandung bersaudara dengan Shanghai yang dahulu oleh Inggris disebut The Paris of the East (Parisnya Timur).

Jalan Braga adalah pusat pembelanjaan di Bandung tempo dulu. Di sini pada tahun 1910 didirikan sebuah rumah makan bernama Maison Vogelpoel. Mengikuti trend zaman itu, rumah makan ini disebut maison yang punya arti harfiah “rumah” tetapi yang memiliki arti sampingan yang lebih luas yaitu “pengusaha kecil” yang biasanya digunakan dengan konotasi yang agak eksekutif.  Kata Belanda Vogelpoel (kolam burung) adalah nama keluarga dari si pendiri Theodorus Vogelpoel.  Trotoar menjadi teras, di mana digunakan kursi lipat yang dibuat dari besi gaya Perancis.  Model kursi ini sama persis dengan model kursi yang dari dulu sampai kini sering digunakan di teras-teras di Perancis.

Tidak jauh dari sini ada rumah makan Kuijl & Versteeg, pada zaman itu glaciers (pembuat eskrim) yang ternama di kota Bandung. Sekali lagi, di teras ditemui kursi besi model Perancis. Bahasa Perancis juga digunakan untuk mengangkat status restaurant yang menghidangkan masakan Eropa ini, sebagaimana dibuktikan oleh iklan di koran Preangerpost pada pertengahan 1920-an. Di iklan tersebut kita dapat membaca antara lain sebutan menu (daftar makan) déjeuner (makan siang), diner (makan malam), hors d’oeuvre (makanan pembukaan).

Di Jalan Braga no. 22 pernah didirikan toko Au Chat Noir (artinya: Di [rumah] Kucing Hitam). Nama ini lagi menghubungkan Jalan Braga dengan Kota Paris, karena toko ini dinamai dari tempat hiburan legendaris Le Chat Noir (Si Kucing Hitam) yang beroperasi pada periode 1881-1897 di kawasan Montmartre di Paris. Selain itu, nama ini memperingatkan kita pada cerita dongeng Kucing Bersepatu Lars, yang ditulis oleh seorang Paris bernama Charles Perrault (1628-1703). Tak heran toko tersebut adalah toko sepatu.

Di Jalan Braga no. 3 pada tahun 1915 dibangun toko Au Bon Marché. Istillah bon marché dalam Bahasa Perancis merupakan istilah menarik yang beraneka arti. Bahasa Indonesianya “Pasar Benar”, “Pasar Baik”, “Murah” atau “Untung”. Selain itu, nama toko ini ada konotasi keren karena berbahasa Perancis, yaitu negeri yang pada waktu itu sudah merupakan pusat dari dunia mode. Nama toko Au Bon Marché mengacu ke toko ternama Le Bon Marché di Paris yang didirikan pada tahun 1852. Toko di Paris tersebut yang dianggap sebagai toko serba ada yang pertama di dunia ini. Di Jalan Raya Pos (kini Jalan Asia Afrika), dekat sekali dengan toko Au Bon Marché, ada Modehuis Lafayette. Toko mode ini pasti dinamai dari Galeries Lafayette, sebuah toko serba ada yang mewa di Paris yang sudah didirikan pada tahun 1896 di Rue de la Fayette (Jalan la Fayette). Kedua toko tersebut di Paris masih beroperasi hingga sekarang, sedangkan kedua toko di Bandung hanya diselamatkan dalam buku sejarah.






gambar :
bandung.go.id



Mengenal Angklung Sebagai Warisan Budaya Indonesia

Alat musik ini adalah autentik hasil buah karya bangsa Indonesia, sedemikian unik sampai-sampai nyaris saja dicuri oleh bangsa lain. Alat musik ini tiada lain adalah Angklung .

Angklung adalah alat musik terbuat dari dua tabung bambu yang ditancapkan pada sebuah bingkai yang juga terbuat dari bambu. Tabung-tabung tersebut diasah sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada yang beresonansi jika dipukulkan. Dua tabung tersebut kemudian ditala mengikuti tangga nada oktaf. Untuk memainkannya, bagian bawah dari bingkai ini dipegang oleh satu tangan, sementara tangan yang lain menggoyangkan angklung secara cepat dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya. Hal ini akan menghasilkan suatu nada yang berulang. Dengan demikian, dibutuhkan sebanyak tiga atau lebih pemain angklung dalam satu ensembel, untuk menghasilkan melodi yang lengkap.

Angklung telah populer di seluruh Asia Tenggara, namun sesungguhnya berasal dari Indonesia dan telah dimainkan oleh etnis Sunda di Provinsi Jawa Barat sejak zaman dahulu. Kata “angklung” berasal dari dua kata “angka” dan “lung”. Angka berarti “nada”, dan lung berarti “putus” atau “hilang”. Angklung dengan demikian berarti “nada yang terputus”.

Beberapa waktu yang lalu, angklung telah memukau dunia dengan pergelaran angklung di Washinton DC, Amerika Serikat yang dimainkan oleh warga setempat yang sama sekali belum pernah memegang angklung apalagi memainkannya. Perkembangan angklung yang sangat pesat tiada lain adalah berkat jasa Daeng Soetigna, dari Bandung, yang pada tahun 1938 menciptakan angklung yang berdasarkan tangga nada diatonik, alih-alih menggunakan tangga nada tradisional pélog atau saléndro. Sejak saat itu, angklung digunakan untuk tujuan pendidikan dan hiburan, dan bahkan dapat pula dimainkan bersama dengan alat-alat musik Barat dalam orkestra. Salah satu penampilan angklung dalam orkestra yang sangat terkenal ialah pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Udjo Ngalagena, seorang murid dari Daeng Soetigna, kemudian membuka “Saung Angklung” (Rumah Angklung) pada tahun 1966 sebagai pusat pengembangan angklung. Puncaknya adalah pada tanggan 18 November 2010 dimana salah satu Lembaga PBB yang membidangi pendidikan dan kebudayaan UNESCO menetapkan angklung sebagai Karya Budaya Tak Benda dan Warisan Budaya Dunia.

Cara memainkan angklung terdiri dari beberapa bagian, yakni sbb :
  1. Menggetarkan Angklung, Angklung dibunyikan dengan digetarkan secara panjang sesuai nilai nada yang dimainkan. 
  2. Membunyikan Putus-putus, Dipukul (Centok), Angklung tidak digetarkan, melainkan dipukul ujung tabung dasar (horisontal)-nya oleh telapak tangan kanan untuk menghasilkan centok (seperti suara pukulan). Hal ini berguna untuk memainkan nada-nada pendek seperti tanda musik pizzicato. 
  3. Tengkep, Angklung dibunyikan dengan digetarkan secara panjang sesuai nilai nada yang dimainkan, tetapi tidak seperti biasanya tabung kecilnya ditutup oleh salah satu jari tangan kiri sehingga tidak berbunyi (yang berbunyi hanya tabung yng besar saja). Hal ini dimaksudkan supaya dapat dihasilkan nada yang lebih halus sesui keperluan musik yang akan dimainkan (misalkan untuk tanda dinamika piano). 
  4. Nyambung, Seperti disampaikan oleh guru angklung diatonis Bapak Daeng Soetigna, maka dianjurkan untuk membunyikan nada angklung secara nyambung. Hal ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut: bila ada dua nada yang dimainkan secara berturutan, maka agar terdengar nyambung maka nada yang dibunyikan pertama dibunyikan sedikit lebih panjang dari nilai nadanya, sehingga saat nada kedua mulai dimainkan, nada pertama masih berbunyi sedikit, sehingga alunan nadanya terdengar nyambung dan tidak putus. 
  5. Dinamika (keras dan pelan) Sesuai kebutuhan lagu, angklung dapat dimainkan pelan (piano) atas keras (forte). Disarankan untuk kedua jenis dinamika ini sebaiknya frekuensi getaran angklung per detik tetap sama jumlahnya, sedangkan yang berbeda adalah jarak ayunan angklung oleh tangan kanan yang selanjutnya akan menentukan amplituda getaran dan menyebabkan keras atau pelannya lnada yang dimainkan.



sumber :
http://www.angklungeindhoven.com
http://angklung-web-institute.com

gambar :
indonesia.travel

Mengenal Bahasa Daerah

Ada istilah tak kenal maka tak sayang, ternyata negara kita Indonesia tercinta kita ini memiliki banyak sekali bahasa daerah yang sangat memperkaya khasanah budaya. Apabila kita mengunjungi suatu daerah yang ada di nusantara, maka barangkali akan menemukan bahasa yang berbeda dengan dengan daerah lainnya. Meskipun kita tidak memahami bahasa daerah tertentu namun setidaknya kita mengetahuinya.

Berikut diantaranya daftar bahasa daerah di Nusantara, mungkin salah satunya bahasa ibu yang anda gunakan.

  1. Bahasa Aceh Digunakan di Wilayah Sumatera 
  2. Bahasa Alas Digunakan di Wilayah Sumatera 
  3. Bahasa Alor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  4. Bahasa Ambelan Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  5. Bahasa Angkola Digunakan di Wilayah Sumatera 
  6. Bahasa Aru Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  7. Bahasa Bacan Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan 
  8. Bahasa Bada’ Besona Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja 
  9. Bahasa Bahau Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  10. Bahasa Bajau Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  11. Bahasa Balantak Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan 
  12. Bahasa Bali Digunakan di Wilayah Bali 
  13. Bahasa Banda Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  14. Bahasa Banggai Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan 
  15. Bahasa Banjar Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  16. Bahasa Bantik Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  17. Bahasa Batak Digunakan di Wilayah Sumatera 
  18. Bahasa Belu Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  19. Bahasa Bobongko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan 
  20. Bahasa Bonerate Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung 
  21. Bahasa Bugis Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  22. Bahasa Bulanga Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo 
  23. Bahasa Bungkumori Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku 
  24. Bahasa Buol Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate 
  25. Bahasa Buru Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  26. Bahasa Butung Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung 
  27. Bahasa Enggano Digunakan di Wilayah Sumatera 
  28. Bahasa Gayo Digunakan di Wilayah Sumatera 
  29. Bahasa Geloli Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  30. Bahasa Goram Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  31. Bahasa Gorontalo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate 
  32. Bahasa Helo Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  33. Bahasa Iban Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  34. Bahasa Jawa Digunakan di Wilayah Jawa 
  35. Bahasa Kadang Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  36. Bahasa Kai Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  37. Bahasa Kaidipan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate 
  38. Bahasa Kail Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja 
  39. Bahasa Kaisar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  40. Bahasa Kalaotoa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung 
  41. Bahasa Karo Digunakan di Wilayah Sumatera 
  42. Bahasa Karompa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung 
  43. Bahasa Kayan Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  44. Bahasa Kenya Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  45. Bahasa Klemautan Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  46. Bahasa Kroe Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  47. Bahasa Kubu Digunakan di Wilayah Sumatera 
  48. Bahasa Lain Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  49. Bahasa Laki Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku 
  50. Bahasa Lampung Digunakan di Wilayah Sumatera 
  51. Bahasa Landawe Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku 
  52. Bahasa Layolo Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung 
  53. Bahasa Leboni Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja 
  54. Bahasa Leti Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  55. Bahasa Loinan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan 
  56. Bahasa Lom Digunakan di Wilayah Sumatera 
  57. Bahasa Luwu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  58. Bahasa Madura Digunakan di Wilayah Jawa 
  59. Bahasa Makassar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  60. Bahasa Mandailing Digunakan di Wilayah Sumatera 
  61. Bahasa Mandar Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  62. Bahasa Mapute Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku 
  63. Bahasa Melayu Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  64. Bahasa Melayu Digunakan di Wilayah Sumatera 
  65. Bahasa Mentawai Digunakan di Wilayah Sumatera 
  66. Bahasa Milano Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  67. Bahasa Minangkabau Digunakan di Wilayah Sumatera 
  68. Bahasa Mongondow Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  69. Bahasa Napu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja 
  70. Bahasa Nias Digunakan di Wilayah Sumatera 
  71. Bahasa Orang Laut Digunakan di Wilayah Sumatera 
  72. Bahasa Ot-Danum Digunakan di Wilayah Kalimantan 
  73. Bahasa Pak-Pak Digunakan di Wilayah Sumatera 
  74. Bahasa Pantar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  75. Bahasa Pilpikoro Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja 
  76. Bahasa Pitu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  77. Bahasa Rejang Lebong Digunakan di Wilayah Sumatera 
  78. Bahasa Riau Digunakan di Wilayah Sumatera 
  79. Bahasa Roma Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  80. Bahasa Rote Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  81. Bahasa Sa’dan Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  82. Bahasa Salu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  83. Bahasa Sangir Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  84. Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Bali 
  85. Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Barat 
  86. Bahasa Sasak Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur 
  87. Bahasa Seko Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  88. Bahasa Sikule Digunakan di Wilayah Sumatera 
  89. Bahasa Simulur Digunakan di Wilayah Sumatera 
  90. Bahasa Solor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  91. Bahasa Sula Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan 
  92. Bahasa Sumba Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Barat 
  93. Bahasa Sumbawa Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur 
  94. Bahasa Sunda Digunakan di Wilayah Jawa 
  95. Bahasa Talaud Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  96. Bahasa Taliabo Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan 
  97. Bahasa Tambulu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  98. Bahasa Tanibar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  99. Bahasa Ternate Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara 
  100. Bahasa Tetun Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur 
  101. Bahasa Tetun Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  102. Bahasa Tidore Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Utara 
  103. Bahasa Timor Digunakan di Wilayah Nusa Tenggara Timur 
  104. Bahasa Timor Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  105. Bahasa Tombatu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  106. Bahasa Tomini Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni 
  107. Bahasa Tompakewa Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  108. Bahasa Tondano Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  109. Bahasa Tontembun Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut 
  110. Bahasa Toraja Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja 
  111. Bahasa Uluna Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel 
  112. Bahasa Walio Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung 
  113. Bahasa Wetar Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur 
  114. Bahasa Windesi Digunakan di Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Selatan 
  115. Bahasa Wotu Digunakan di Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja








sumber :
http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/
gambar :
tsamratulfuaidah.blogspot.com

Wisata Ala Backpacker

Wisata backpacker ini tengah menjadi trend saat ini, seperti namanya, para wisatawan biasanya menggendong tas/ransel yang dalam bahasa inggris disebut dengan Backpack . Backpacker ini memiliki pengertian perjalanan ke suatu tempat dengan membawa barang-barang seperlunya saja misalkan pakaian dan perlengkapan lainnya yang memang dianggap perlu, sehingga beban yang dibawa dapat di minimalisir dan biasanya para wisatawan tidak menginap di sebuah hotel melainkan untuk tidur atau sekedar beristirahat, cukup disuatu tempat yang memungkinkan untuk beristirahat.

Jenis wisata ini dapat menghemat biaya karena tidak menggunakan jasa biro perjalanan wisata, tidak tidur di hotel kalaupun tidur dihotel biasanya menggunakan hotel yang tarifnya murah bahkan apabila melakukan perjalanan ke luar negeri, biasanya para backpacker selalu mencari tiket yang ada discountnya atau memesan tiket jauh-jauh hari. Meskipun backpacker ini irit dan murah namun tidak mengurangi keasyikan dalam melakukan perjalanan wisata bahkan para pelaku backpacker akan selalu mengingat moment-moment dan kesan petualangan di setiap tempat yang dilewatinya.

Wisata backpacker biasanya dilakukan secara berkelompok dan kelompok ini membagi semua biaya yang timbul selama perjalanan secara rata untuk semua anggota kelompok. Meskipun demikian, backpacker juga bisa dilakukan secara perseorangan. 

Selain menikmati keindahan alam dan keunikan atau kekhasan di suatu daerah tujuan wisata, backpacker ini menjanjikan kesan petualangan yang luar biasa juga karena tingkat mobilitas dari kegiatan wisata ini yang cukup tinggi, berpindah dari suatu daerah ke daerah lainnya, maka semakin banyak tempat yang dapat dikunjungi.

Di Indonesia banyak lokasi yang dapat menjadi tujuan wisata ala backpaker diantaranya, 
Bali, Mulai dari Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, Jimbaran, Gianyar, Danau Batur, Puri Besakih, Istana Tampaksiring, dan masih banyak tempat wisata lainnya memang layak untuk anda kunjungi.
Pulau Komodo, Pulau yang menyuguhkan kehidupan liar satwa yang sangat langka 
Lombok, pulau yang bersebelahan dengan Pulau Dewata ini juga menyimpan keindahan yang tak kalah dengan Bali.
Karimun Jawa, Jepara Jawa Tengah, Objek berupa pantai yang masih belum terjamah dan penangkaran hiu merupakan daya tarik yang bisa anda nikmati di Karimun Jawa
Yogyakarta, menawarkan wisaata budaya, kuliner, dan tentunya alam yang indah dan menenangkan. 
Bandung, Dikenal dengan Parisj Van Java dikenal dengan keindahan alam, Kekayaan budaya, produk kreatif, Kuliner dan kesejukan alamnya.
Belum lagi didaerah lainnya seperti Wakatobi, Raja Ampat, Makasar dan masih banyak tempat wisata lainnya.

Selamat ber-backpacker ya...





gambar : crazypromoeveriday.com

Tanaman Stevia Pemanis Alternatif

Saat ini gula telah menjadi salah satu komoditas yang strategis mengingat semakin meningkatnya kebutuhan nasional gula. Diperkirakan kebutuhan gula pada tahun 2014 akan mencapai 5.7 juta ton. Selain daripada itu terjadi perkembangan permintaan produk gula kearah aspek kesehatan dan gaya hidup dengan munculnya gula non-kalori.

Terdapat salah satu bahan baku gula non-kalori yaitu tanaman Stevia yang lebih populer di wilayah asalnya, Amerika Selatan, dan juga di Asia Timur seperti Jepang, China dan Korea Selatan. Di Paraguay, suku Indian Guarani telah menggunakan stevia sebagai pemanis sejak ratusan tahun lalu.

Ada sekitar 200 jenis stevia di Amerika Selatan, tetapi hanya Stevia rebaudiana yang digunakan sebagai pemanis. Tahun 70-an, stevia telah banyak digunakan secara luas sebagai pengganti gula. Di Jepang, 5,6% gula yang dipasarkan adalah stevia atau yang dikenal dengan nama sutebia. Stevia digunakan sebagai pengganti pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin.

Stevia memiliki beberapa keunggulan antara lain tingkat kemanisannya yang mencapai 200-300 kali kemanisan tebu serta rendah kalori sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan obesitas. Selain itu, stevia juga bersifat non-karsinogenik. Zat pemanis dalam stevia yaitu steviosida dan rebaudiosida tidak dapat difermentasikan oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam. Asam ini yang apabila menempel pada email gigi dapat menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu, stevia tidak menyebabkan gangguan pada gigi.

Bagian tanaman stevia yang digunakan sebagai pemanis adalah daunnya. Daun stevia dapat langsung digunakan sebagai pemanis. Cara untuk memanfaatkannya yaitu dengan dikeringkan. Proses pengeringan tidak memerlukan panas yang tinggi. Untuk skala rumah tangga, cukup dengan mengeringkannya di bawah sinar matahari selama kurang lebih 12 jam, mengeringkannya lebih dari itu akan menurunkan kadar steviosidanya. Atau dengan mengeringkan daun stevia di dalam microwave selama 2 menit, kemudian diserbukkan. Serbuk ini dapat langsung dikonsumsi sebagai pemanis makanan. Pemanis stevia juga dapat dikonsumsi dalam bentuk cair, yakni dengan merendamnya selama 24 jam kemudian disimpan di dalam kulkas. Perbandingan air dengan stevianya 1 : 4.

Di Indonesia sendiri, penelitian untuk kemungkinan pengembangan stevia di Indonesia dilakukan sejak tahun 1984 oleh BPP (sekarang Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia) dan menghasilkan antara lain bibit unggul klon BPP 72. Daun Stevia klon BPP 72 mempunyai kandungan steviosida 10-12 % dan rebaudiosida 2-3 % (Suara Media, 2010). Identifikasi klon unggul stevia didasarkan pada beberapa kriteria antara lain produksi daun yang tinggi yaitu 3 – 5 ton/ha, pembungaan yang lambat, pertumbuhan yang baik, dan kandungan pemanis yang tinggi yaitu antara 11,5 – 16,7 % (Rukmana, 2003).




Sumber :
Gambar :
http://ezgrogarden.com